Philosophy: Bebas Finansial | superhero | 2006-09-05 |
Bebas
finansial -- dengan menjadi pebisnis atau investor -- sebagaimana
dikatakan Robert Kiyosaki, sudah pasti diimpikan banyak orang. Punya
uang banyak, bisa melakukan apa saja, bisa bekerja tanpa terikat waktu,
apa bukan surga dunia namanya?
Memang, tak mudah bagi seseorang yang masih di kuadran kiri -- karyawan (employee) dan pekerja mandiri (self employee) -- bergeser ke kuadran kanan, baik sebagai pebisnis maupun investor yang tinggal ongkang-ongkang kaki menerima pendapatan tiap bulan. Proses transformasi itu membutuhkan kiat khusus. Kalau tak hati-hati, bukan sukses yang didapat, tapi Anda bisa gagal terjungkal. Langkah pertama, siapkan mental. Yakni: kekuatan hati dan keberanian memulai sebagai usahawan. "Jiwa wirausaha ada pada semua orang. Kalau ada yang merasa tidak cocok, itu karena belum dicoba saja," ujar Purdie Chandra, bos Grup Primagama. Dengan kata lain, jika sudah mencoba dan ternyata gagal, harus mencobanya lagi sampai berhasil, karena usaha membangun bisnis harus terus-menerus dan pantang menyerah. "Colonel Sanders harus mencoba lebih dari 1.000 kali, sebelum ia berhasil membuat formula KFC yang sekarang top itu," Purdie memberi contoh. Kebanyakan orang memang ingin merasa aman, sehingga tidak ada keberanian beralih profesi, karena khawatir kalau malah kehilangan sumber pendapatan untuk menghidupi anak-istri. Apalagi, bila sebelumnya ia punya jabatan dan pendapatan memadai, keengganan untuk keluar pun menjadi-jadi. Toh, ada banyak cara menyiasatinya. Tung Desem Waringin, motivator bisnis, memberi sejumlah alternatif. Pertama, menerapkan jurus menginjak dua kapal: setengah bisnis, setengah tetap jadi profesional. Pola seperti ini sebenarnya banyak pula dilakukan pengusaha di Indonesia. Rini Soewandi, misalnya ketika ia masih menduduki jabatan Presdir Astra International, ia sudah merintis bisnis bakery. Demikian pula Tanri Abeng, meristis bisnis distribusi semasa menjabat Presdir Bakrie & Brothers. "Cara ini cukup aman," ujar Tung. Hanya saja disarankan, bila usahanya telah membesar, sebaiknya segera angkat kaki sebagai profesional dan total menggeluti bisnis. Kedua, karyawan tak langsung keluar, tapi cuti 6 bulan di luar tanggungan perusahaan. Dengan catatan, sebaiknya sudah menyiapkan bekal tabungan cukup 6 bulan masa cuti. Pada masa cuti ini, ia bisa berpikir jernih guna memutuskan: akankah dirinya tetap bekerja di perusahaan, atau cabut untuk terjun total di bisnis pribadi. Ketiga, bisa juga seseorang mengambil langkah berani: langsung berpamitan, keluar dari status karyawan. Langkah ini lebih riskan, tapi bila seseorang amat optimistis dengan bisnisnya, inilah yang terbaik, agar bisa menjalankan bisnis dengan fokus. Cara itu juga amat baik bagi pasangan muda yang keduanya aktif bekerja. Sehingga, ketika salah satu mengundurkan untuk memulai bisnis sendiri, masih bisa ditopang dari penghasilan pasangannya. "Saya cenderung ke alternatif ini," ujar Taufik Arifin, pemilik PT Visi Bersama Serantau. Arifin berani nekad keluar mendirikan VBS tahun 1996, karena saat itu istrinya juga bekerja. Ketika bisnis broker asuransi sudah jalan bagus -- kini mengelola premi sekitar Rp 45 miliar -- sejak tahun 2001, ia meminta istrinya berhenti kerja. Tung memberi saran kepada top manajer usia 30-an tahun yang ingin pindah kuadran. Bagi yang moderat disarankan mengalokasikan 30% modalnya di keranjang yang aman, sedangkan 70% sisanya dipilah untuk investasi jangka panjang dan jangka pendek. Sehingga, jika terjadi sesuatu, modal tidak amblas semua. Bagi CEO umur di atas 60 tahun, sebaiknya 40% bisnisnya untuk growth yang dipilah dalam investasi jangka panjang (20%), jangka pendek (20%), dan 60% untuk safety. "Para CEO itu bisa memanfaatkan jejaringnya untuk memulai dan memperkuat bisnis mereka," ia menjelaskan. Mestikah bermodal ratusan juta? "Tidak, yang penting kemauan kuat," ujar Purdie, yang kini membina sejumlah pengusaha muda sukses. Namun idealnya, timpal Tung, bila ingin memulai bisnis harus memiliki empat hal: RICE (Resources, Idea, Contact and Expertise). "Kami tidak harus memiliki semuanya, karena hal itu bisa didapat dari orang lain," sambung Purdie. Robert Kiyosaki, dalam bukunya The Cashflow Quadrant, memberi alternatif cara pindah kuadran agar uang bekerja untuk kita. Pertama, cara tradisional. Yakni, memulai membangun bisnis segalanya sendiri, dari menata sistem hingga memilih orang-orang yang terlibat di dalamnya. Di sini dibutuhkan pembimbing yang ahli di bidangnya, agar proses transformasi sukses dan cepat. Cara yang sama juga diterapkan banyak konglomerat Indonesia. Mereka menyuruh anak-anaknya magang di luar negeri, meski hanya sebagai karyawan biasa, dengan harapan bisa belajar dari perusahaan tempatnya bekerja. Kedua, membeli franchise dari bisnis waralaba yang sudah eksis di atas lima tahun. Cara ini lebih mudah, karena tak harus membangun sistem sendiri, dan telah terbantu oleh nama besar pemilik franchise. Risiko gagal lebih kecil, tapi kentungannya tak maksimal. Ketiga, ikut personal franchise, seperti multilevel marketing. Namun perlu hati-hati, tidak semua MLM bagus dan menguntungkan. Tentu saja, pilihan bidang yang akan digeluti juga perlu diperhatikan. "Sebaiknya menggeluti bisnis yang menjadi keahliannya," ungkap Hermawan Kartajaya, pemilik MarkPlus & Co. Menekuni bisnis konsultansi pemasaran, Hermawan merasa dirinya menggeluti bisnis yang memang sesuai keahliannya. Sebelumnya, ia guru dan beberapa kali sebagai profesional di perusahaan swasta. "Menjadi konsultan jelas butuh keahlian, bahkan nilai spiritual, serta keinginan untuk membantu orang," papar mantan Presiden Asia Pacific Marketing Federation tahun 1998-2000, yang memulai bisnis di Surabaya dengan tiga orang dan kini menjadi 140 orang, dengan klien besar seperti PT United Tractors, Semen Gresik, Angkasa Pura, dan Indofood Sukses Makmur. Pengalaman unik dialami Alexander Lunardi, mantan Direksi PT Astra International Tbk. ketika pertama kali memulai bisnis setelah pensiun tahun 1999, Alex tak langsung memilih bidang otomotif, tapi masuk di bisnis kelapa sawit. "Soalnya, saat itu mencari komoditas yang penghasilannya dolar," kata Alex, yang mendirikan PT Perjapin Prima, perusahaan perkebunan. Sayang, bisnis ini kandas. "Bisnis kelapa sawit benar-benar baru, banyak faktor yang sebelumnya saya tak duga dan saya tak tahu, sehingga proyek saya gagal," katanya. Maka kemudian, ia balik arah, memulai bisnis terkait dengan bidang otomotif yang menjadi keahliannya. Agustus 2001 ia resmi mendirikan CV Bintang Niaga Jaya, dealer motor Honda, dan sekarang distributor Honda wilayah Cilegon yang mampu menjual 250 motor/bulan. "Saya sadar, harus menekuni pekerjaan yang sesuai dengan keahlian," Alex berujar. Bila sudah memutuskan menjadi pengusaha, jangan puas berada di suatu titik. "Pengusaha yang baik adalah pengusaha yang mudah bosan," Purdie mengingatkan. Karena itu, sebaiknya setelah mendirikan bisnis, segera membentuk sistemnya agar bisa dijalankan orang lain, dan selanjutnya ia bisa beralih menangani bisnis-bisnis yang lain. Prinsip ini juga dibenarkan Tito Sulistio, pemilik dan Dirut PT Media Investor On Line. Tito beralih menjadi pengusaha sejak 1989 dengan mendirikan Penta Securitas, bermodal keyakinan dan uang US$ 5.500 (Rp 11 juta) pinjaman dari teman. Namun berkat prinsip seperti itu, tahun 1994 modalnya telah menjadi Rp 25 miliar, dan mampu mempekerjakan dari dua karyawan menjadi 100 karyawan lebih. Hal yang sama juga ditempuh Syarif Bastaman, pemilik kantor pengacara terkenal Bastaman & Partners. Keberadaannya di Agro Indomas, perusahaan perkebunan, kini hanya mengontrol, karena manajemen dan sistem di perusahaan patungan itu telah jalan. Lagi pula, di sana ada sekitar 20 ekspat yang siap memberikan laporan kinerja perusahaan. "Paling tidak dua minggu atau sebulan sekali, saya mendapat laporan tentang cash flow dari mereka," kata Syarif. Tentu, selain persyaratan tersebut, untuk pindah kuadran sebaiknya juga punya tahap kemampuan tertentu, yakni technical skill, managerial skill, dan kewirausahaan). Karyawan, di sisi lain, hanya punya dua level (technical skill dan managerial skill). Harus dicatat, salah satu kemampuan teknis yang dimiliki ialah kualitas komunikasi yang menyakinkan. Komunikasi menyangkut kemampuan komunikasi terhadap diri sendiri dan orang lain. "Sering seseorang tidak berani melangkah, lantaran komunikasi dengan dirinya salah," kata Tung. Komunikasi internal dimulai dari tiga pertanyaan penting. Contohnya, jika melihat bisnis restoran X ramai, seorang pebisnis harus memunculkan pertanyaan, pertama: Akankah saya fokus ke sana. Kedua: Pemandangan seperti itu apa artinya, peluang atau ancaman. Ketiga: Apa yang segera saya lakukan dengan melihat peluang itu. Masih kata Tung, pebisnis juga memiliki pola bertanya yang berbeda terhadap diri sendiri dibanding nonpebisnis. Karakter karyawan cenderung mencari aman, sedangkan karakter investor/pebisnis berusaha mencari bebas. Contohnya, jika pengusaha melihat toko buku Y ramai, muncul pertanyaan: Saya anggap peluang atau tidak? Akankah saya fokus ke sana? Risikonya apa jika peluang itu saya ambil sekarang? Sebaliknya, banyak yang gagal diakibatkan dalam melihat peluang justru muncul pola pertanyaan yang salah dengan nada skeptis. Contohnya: Mungkinkah saya bisa maju? Mungkinkah nanti toko saya barang-barangnya dicuri karyawan? Mungkinkah toko saya bangkrut? Akibat cara pandang seperti ini, orang yang bersangkutan tidak berani, berpandangan negatif, dan tidak termotivasi melangkah lebih maju. Kemudian, dari sisi etos kerja, menjadi pebisnis atau investor dituntut cepat mengambil peluang. "Kalau ingin jadi pebisnis ulung harus segera bertindak. Jangan terlalu banyak perhitungan. Pendapat sejenis juga dikemukakan Naomi Susan. "Kita harus berani berspekulasi jika ingin sukses," ujar mantan karyawan yang sukses pindah kuadran, dan kini memiliki Grup Ovis. Naomi, di lain sisi, punya tip agar uang bekerja untuk dirinya. Pertama, berbisnis dengan membuat produk yang susah ditiru orang, sehingga kita tidak dituntut mencari klien atau membentuk pasar, tapi klienlah yang memburu produk kita. Kedua, carilah bisnis yang tidak bertele-tele -- tapi praktis -- dan jejaring luas. Ketiga, jangan bersikap opud (over promising under delivery) atau janji muluk semata tanpa bukti. Bisnis Naomi di Card Connection kini berkembang pesat, jumlah kliennya 175 perusahaan besar. Meski mesti berani berspekulasi, masuk kuadran B atau I harus memperhatikan hambatan-hambatan internal maupun eksternal yang mungkin muncul. Naomi menceritakan, kendala yang dihadapi saat bertransformasi adalah pusing memikirkan gaji karyawan di akhir bulan. "Apalagi kalau perusahaan sampai rugi, maka saya kena imbasnya. Kalau untung sih suka-suka saja," ujarnya sembari tersenyum. Hal senada juga dikemukakan Syarif, "Hambatan internal, kadang-kadang ada rasa lelah juga." Rasa itu muncul lantaran terpacu tuntutan emosi bahwa seorang pengusaha berpenghasilan tidak tetap, tapi di sisi lain dituntut pengeluaran tetap, karena harus membayar gaji pegawai tetap yang jumlahnya terus meningkat. Untungnya, rasa lelah memikirkan bagaimana bayar gaji pegawai dan supaya cash flow lancar tidak berlangsung lama, karena Syarif bisa menyiasati. Caranya dengan diversifikasi bisnis melalui penyertaan saham (investasi sekitar US$ 50 juta) di PT Agro Indomas (perkebunan kelapa sawit dan pabrik CPO di Kalimantan) tahun 1995. Dalam bisnis itu, Syarif bermitra dengan pengusaha asal Sri Lanka. Rhenald menengarai, beberapa hambatan yang ditemui seseorang dari jalur karyawan menuju kuadran B (enterpreneur) terletak pada empat hal. Pertama, kurang berani. Tak dapat dipungkiri masyarakat kita rata-rata dilahirkan bermental dan berpola pikir sebagai karyawan, bukan sebagai enterpreneur. Kedua, kepercayaan. Selama ini masyarakat terjebak paradigma yang keliru bahwa untuk berbisnis modal utamanya uang besar. "Padahal, yang dibutuhkan lagi-lagi keberanian dan kepercayaan," tukas Rhenald berkali-kali. Ketiga, kurang panjang akal. Disebabkan, mental pekerja yang acap kali mati akal. Keempat, ada sindrom jika gaji lenyap, seseorang terhalang untuk sukses. Tidak kalah penting, etos kerja, sebagai pengusaha tak hanya harus bersikap sekadar survive. Supaya menjadi pebisnis ulung, dituntut bermain sebagai pemenang (play to win). Hal penting lain, umumnya hambatan terbesar pindah kuadran adalah takut kapan memulai. Hal ini pun sempat dialami Tito yang juga mantan bos TPI. "Tapi kemudian, saya pikir, saya tak ingin di bawah terus. Saya harus segera mulai. Apalagi, usia saya saat itu baru 34 tahun," katanya mengenang. Reportase: Dede Suryadi, Eva Martha Rahayu, Abraham Susanto dan Taufik Hidayat. Riset: Siti Sumaryati. |
Teacherpreneur adalah guru yang berbisnis. Bisnis adalah cara untuk pembelajaran agar seseorang mampu hidup mandiri dan meningkatkan personal development
Jumat, 15 Mei 2015
Hal yang harus dimiliki oleh pengusaha by teacherpreneur indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Halo, nama saya Nofia, pagi korban penipuan dari tangan kreditur penipuan, saya menghabiskan lebih dari 56 juta di tangan pemberi pinjaman palsu, karena saya butuh modal besar dari 350 juta, saya hampir mati, tidak ada tempat untuk pergi, saya bisnis hancur dalam proses saya kehilangan anak saya. . Aku tidak tahan lagi .. semua ini terjadi November 2014 hingga Maret 2015, tidak semua sampai saya bertemu dengan seorang teman yang memperkenalkan saya ke ibu yang baik Nyonya Diana yang akhirnya membantu saya mengamankan pinjaman di perusahaannya, ibu yang baik, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk berterima kasih kepada Tuhan terus memberkati Anda, saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk memberitahu Anda, bahwa mereka banyak scammers luar sana, jika Anda membutuhkan pinjaman dan pinjaman yang dijamin cepat mendaftar hanya melalui ibu Diana, melalui email. dianarobertloanfirm@accountant.com dan dianarobertloanfirm@gmail.com, Anda dapat menghubungi saya melalui email ini; nofiayani@gmail.com com untuk mendapatkan informasi tahu. silahkan dia satu-satunya tempat yang handal dan terpercaya. Tidak ada pajak. untuk membayar .. Terima kasih
BalasHapusSalam pembuka!
BalasHapusNama saya Dewi Rumapea, saya dari kota SEMARANG, Indonesia. Saya ingin menggunakan media ini untuk menginformasikan semua dalam kelompok ini mencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. beberapa bulan yang lalu, aku finansial turun dan saya memutuskan untuk mencari pinjaman dari Man di Malaysia dan saya tertipu oleh orang di Malaysia. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal dan asli disebut Ibu Glory, pemberi pinjaman swasta yang meminjamkan jumlah pinjaman dari Rp500,000,000 tanpa stres pada tingkat bunga 2% yang merupakan terjangkau tingkat bunga untuk saya.
setelah transfer kredit saya ke rekening bank saya, saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan telah mentransfer langsung ke rekening saya dengan Ibu Glory tanpa penundaan. Karena saya berjanji ibu bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan hubungi Ibu Glory melalui email:gloryloanfirm@gmail.com
Saya menggunakan waktu ini untuk menginformasikan semua yang anda juga dapat menghubungi saya di email saya: dewiputeri9@gmail.com dan Nur Izzatul Azira Ismail, dari Malaysia yang memperkenalkan saya dan mengatakan kepada saya tentang Ibu Glory, Dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Glory, Anda dapat juga menghubungi dia melalui email:utariwirmayaty@gmail.com Sekarang, semua yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening bulanan.
Catatan: Tidak ada biaya pendaftaran, asuransi atau biaya pajak
saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT untuk menggunakan Ibu Glory mengubah cerita keuangan saya dan sekarang saya seorang pemilik bangga bisnis saya sendiri, semoga Allah terus memberkati Ibu Glory dan terus menggunakan nya untuk membantu kita semua dalam kesulitan keuangan
Get A Quick Loan With Low Interest
BalasHapusAt Charlie Hughes&Co Loan Company, you get short and long term loan at a low interest rate. We offer different kinds of loan to individuals, businesses or Corporate Enterprises at varied interest rate.
To put in a request, more information regarding rates and to understand our terms and conditions clearly. Contact us by email:
loanmehughesco.org@gmail.com
?Halo, saya Nyonya Christy Morris, pemberi pinjaman pribadi memberikan kesempatan pinjaman seumur hidup. Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk melunasi utang Anda dengan segera atau Anda membutuhkan pinjaman untuk meningkatkan komersial Anda? Apakah Anda telah ditolak oleh bank dan lembaga keuangan lainnya? Kami memberikan pinjaman kepada individu yang membutuhkan bantuan finansial, yang memiliki utang macet atau butuh uang untuk membayar tagihan, kami memberikan pinjaman dengan bunga rendah 2%. Saya ingin menggunakan media ini untuk memberi tahu Anda bahwa kami memberikan bantuan yang dapat dipercaya dan diuntungkan dan akan bersedia menawarkan Anda pinjaman. Jadi hubungi kami hari ini melalui e-mail di: (christymorrisloanfirm@gmail.com)
BalasHapus